
Selamat Hari Raya Idul Adha dari Alween Ong: Pesan dan Refleksi Ayat Suci Al-Qur'an
Diposkan: 17 Jun 2024 Dibaca: 480 kali
Setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Adha, sebuah perayaan yang dikenal sebagai "Hari Raya Kurban". Pada hari ini, umat Muslim mengenang kisah pengorbanan Nabi Ibrahim yang bersedia mengorbankan putranya, Ismail, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Namun, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba. Perayaan ini menjadi momen penting untuk berbagi, berkurban, dan mempererat tali persaudaraan.
Alween Ong, seorang tokoh masyarakat yang dikenal dengan berbagai aktivitas sosialnya, turut memberikan ucapan selamat Hari Raya Idul Adha kepada umat Muslim di seluruh dunia. Ucapan Alween Ong tidak hanya berupa kata-kata selamat, tetapi juga mengandung pesan mendalam yang mengajak kita untuk merenungkan makna dari pengorbanan dan ketaatan.
Dalam ucapannya, Alween Ong menyampaikan, “Selamat Hari Raya Idul Adha kepada seluruh saudara-saudari Muslim di mana pun berada. Semoga semangat pengorbanan dan ketulusan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail selalu menjadi teladan bagi kita semua dalam menjalani kehidupan sehari-hari.”
Ucapan ini mengingatkan kita pada sebuah ayat dalam Al-Qur'an yang menceritakan tentang peristiwa tersebut, yaitu dalam Surah As-Saffat ayat 102-107: "فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ. فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ. وَنَادَيْنَاهُ أَن يَا إِبْرَاهِيمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ. إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ. وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ."
Artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.’ Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya (untuk melaksanakan perintah Allah). Dan Kami memanggilnya: ‘Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.’ Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
Dalam konteks perayaan Idul Adha, Alween Ong mengajak umat Muslim untuk merenungkan makna dari pengorbanan ini. Pengorbanan bukan hanya dalam bentuk fisik seperti menyembelih hewan kurban, tetapi juga pengorbanan dalam bentuk lain seperti waktu, tenaga, dan harta untuk membantu sesama. Ini sejalan dengan pesan moral yang terkandung dalam kisah Nabi Ibrahim dan Ismail.
Selain itu, Alween Ong juga menekankan pentingnya ketaatan kepada Allah sebagai inti dari ajaran Islam. “Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail mengajarkan kita tentang ketaatan yang luar biasa kepada Allah. Dalam kehidupan modern ini, ketaatan tersebut bisa kita wujudkan dengan menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan selalu berusaha berbuat kebaikan kepada sesama,” ungkapnya.
Ketaatan dan pengorbanan ini juga ditekankan dalam banyak ayat Al-Qur'an lainnya, seperti dalam Surah Al-Hajj ayat 37: “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia telah menundukkannya untuk kamu agar kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Artinya, esensi dari kurban bukan pada daging atau darah yang dikurbankan, melainkan pada ketakwaan dan keikhlasan orang yang berkurban. Oleh karena itu, Alween Ong mengajak umat Muslim untuk selalu menumbuhkan ketakwaan dan keikhlasan dalam setiap perbuatan, tidak hanya pada saat Hari Raya Idul Adha, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kesempatan ini, Alween Ong juga mengingatkan pentingnya solidaritas dan kepedulian sosial. “Idul Adha adalah waktu yang tepat untuk berbagi dengan sesama, terutama dengan mereka yang kurang beruntung. Dengan berbagi, kita tidak hanya meringankan beban mereka, tetapi juga mempererat ikatan persaudaraan dan menumbuhkan rasa kebersamaan dalam masyarakat,” ujarnya.
Pesan Alween Ong ini sejalan dengan salah satu tujuan utama dari berkurban dalam Islam, yaitu membantu mereka yang membutuhkan. Sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Ma'un ayat 1-3: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”
Artinya, agama mengajarkan kita untuk selalu peduli terhadap anak yatim dan orang miskin. Dengan demikian, perayaan Idul Adha menjadi momentum yang tepat untuk mengamalkan ajaran ini dengan berbagi dan membantu mereka yang membutuhkan.
Sebagai penutup, Alween Ong menyampaikan harapannya agar semangat Idul Adha ini selalu menginspirasi umat Muslim untuk terus berbuat kebaikan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. “Semoga semangat pengorbanan, ketaatan, dan kepedulian sosial yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail selalu menjadi inspirasi bagi kita semua dalam menjalani kehidupan. Selamat Hari Raya Idul Adha, semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa,” tutupnya.
Dengan ucapan ini, Alween Ong tidak hanya menyampaikan selamat merayakan Idul Adha, tetapi juga mengajak kita semua untuk merenungkan dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam perayaan tersebut, sesuai dengan ajaran dan petunjuk Al-Qur'an.